Saya dan Fahrur harus berjibaku dengan
kerjaan, beradaptasi dengan keadaan, ga ada lagi cerita kost atau mess,
sekarang yang ada hanya kami berdua di rumah kontrakan. Meribetkan diri dengan
segala hal, mulai dari pindahan, beli ini-itu, sampai masak *yang terakhir ini
baru aja gagal* hehehehe
Alhamdulillah, kontrakan saya ga sampe
5 menit udah nyampe kantor. Sedangkan Fahrur harus berjuang melawan kantuk dan
polusi agar sampai di kota tetangga, yah sekitar 45 menit perjalanan dengan bis
atau motor *puk-puk perutnya Fahrur* (Semangat ya sayangku...!!!)
Dan yang kami dapat selain kesenangan
adalah capek. Bukan berarti saya ngeluh ya, ini capek diartikan karena saya dan
suami masih adaptasi dengan keadaan. Semalam kami berdua suap-suap-an
sharing tentang pernikahan yang masih seumur biji kacang ijo ini. Kehidupan
yang baru kami awali. Saya sendiri dulu banget, ketika masih bocah, ga pernah
bubuk lagi setelah sholat shubuh dan ngaji *anak lulusan Madrasah* Tapi
akhirnya kebiasaan itu berangsur-angsur hilang ketika saya tinggal dan kerja di
Jakarta dan terus berlanjut sampai sebelum saya nikah *buka aib sendiri* Karena
hidup di Jakarta sangatlah penuh dengan letupan esmosi (menurut saya). Apalagi
saya terbiasa dengan jalanan yang tidak berpotensi macet, kemana-mana dekat,
dls. Kerja di Ibukota masuk jam 8 pagi, tapi saya harus berangkat jam 6 pagi
dan pulang yang seharusnya jam 1/2 5 sore, ternyata baru nyampe rumah sekitar
jam 9 malam dan begitu seterusnya. Suka stress sendiri pas terbangun dan
menghadapi kenyataan bahwa sudah pagi dan harus bekerja dan ini juga bukan hari
libur !!! aarrgghhhh....
Fahrur sendiri meskipun tinggal di
mess, tetep aja ada yang ngelayani. Ke mess tinggal jalan kaki, baju kotor ada
yang nyuciin, dls, dsb So, eng ing eng many surprises
after the wedding. Such as travel abroad and jet lag :$
Biasanya suami sampai rumah sebelum
maghrib, sekitar jam 1/2 6. Saya paling ga sudah harus nyiapin minuman hangat
dan tentu saja makanan *kami lagi program diet* terus nyuci, bersih-bersih,
buka laptop or ipod sambil liat tivi, ngobrol-ngobrol, dan ga kerasa tiba-tiba
waktu menunjukkan angka 9 malam. Ya Ammpun.... hari begitu cepat berlalu.
Why Time Flies
When You're Having Fun ??
Kenapa waktu berjalan cepat ketika kamu senang atau bahagia? Harus having fun terus yaaa.... inilah yang
harus kami jalani. Meskipun capek, kami harus tetap Fun. Bila salah satu
pasangan down, marah, dls, pasangan lainnya harus bersikap sebaliknya. Dia
harus tetap memberi support meskipun dia juga sedang ada masalah. Paling tidak,
ada orang yang mau merelakan bahunya dan telinganya untuk berbagi. When people are experiencing positive emotions or situation,
they feel like time is passing faster than when they experience negative
feelings.
Menikah itu serasa tinggal di Jakarta.
Tapi saya lebih memilih menikah dan tidak tinggal di Jakarta :)
NB:
- Terlepas dari hiruk pikuknya Ibu Kota, Jakarta telah memberikan salah satu pelajaran hidup yang terbaik untuk saya. Trims Jekardaaa :)
- Bersyukur sekali dapat kontrakan yang deket banget sama masjid. Meskipun saya lebih banyak sholat di rumah, tetapi lihat suami yang (Alhamdulillah) dengan rajinnya ke masjid itu selalu membuat saya bersyukur dengan keadaan kami sekarang. Semoga Allah selalu menerangi keluarga kami dengan ridho dan rahmat-Nya. Amiiin....
- Happy 23th B-Day Dek Vita :*